Selama puluhan tahun, derasnya arus Sungai Dal adalah pemisah, hambatan, dan bahkan ancaman. Sungai ini memisahkan warga Kampung Dal dari akses dasar seperti sekolah, puskesmas, dan pusat balai kampung. Bagi anak-anak, sekolah berarti harus digendong melintasi sungai yang berisiko, atau absen saat air meninggi. Namun, kini, kisah perjuangan itu telah berganti.Inilah kisah tentang gotong royong tanpa batas yang melahirkan asa baru: pembangunan Jembatan Gantung Sungai Dal Nduga Papua Peguungan sepanjang 50 meter yang kini kokoh membentang. Proyek ini adalah wujud nyata kolaborasi multipihak yang luar biasa antara satgas pamtas mobail RI - PNG Yonif 400 Banteng Raiders yang tergabung dalam Koops Habema,Methodist 90 Go Charity serta Vertical Rescue Indonesia.

Misi ke Nduga penuh dengan tantangan. Material jembatan harus dikirimkan dari Tanjung Priok menggunakan kapal militer seperti KRI Banjarmasin, melalui jalur laut yang memakan waktu, dan kemudian dilanjutkan ke pedalaman Papua Pegunungan.Proyek kemanusiaan ini menjadi simbol nyata sinergi antara masyarakat sipil, militer, dan lembaga sosial dalam membuka akses bagi warga di wilayah pedalaman Papua.
Pembangunan jembatan gantung ini bertujuan untuk menghubungkan dua kampung yang sebelumnya terpisah oleh derasnya aliran Sungai Dal. Selama bertahun-tahun, masyarakat setempat harus menempuh jalur berisiko tinggi hanya untuk menyeberang ke wilayah lain, terutama saat musim hujan. Dengan hadirnya jembatan ini, aktivitas warga seperti sekolah, pelayanan kesehatan, serta distribusi bahan kebutuhan pokok kini menjadi jauh lebih mudah dan aman.

Menurut komandan Vertical Rescue Indonesia Tedi Ixdiana,pembangunan ini merupakan bagian dari misi sosial jangka panjang lembaganya dalam menyediakan infrastruktur sederhana namun vital di daerah-daerah terpencil Indonesia. “Kami tidak hanya membangun jembatan fisik, tapi juga jembatan kemanusiaan — menghubungkan harapan masyarakat di daerah terpencil dengan perhatian seluruh bangsa,” ujarnya.Dukungan penuh juga datang dari Koops Habema TNI, yang membantu pengamanan, transportasi logistik, dan keterlibatan prajurit dalam proses pembangunan di medan ekstrem Papua. Sementara Methodist nainti Go Charity berperan dalam pendanaan dan mobilisasi relawan kemanusiaan untuk memastikan proyek ini dapat terlaksana secara berkelanjutan.

Selama proses pembangunan, tim gabungan harus menghadapi tantangan medan yang berat, cuaca ekstrem, serta keterbatasan akses logistik. Namun semangat kolaboratif dan dedikasi tinggi dari seluruh pihak akhirnya membawa hasil nyata — sebuah jembatan gantung yang kini menjadi simbol harapan dan kemajuan bagi masyarakat Sungai Dal.Dengan selesainya pembangunan jembatan ini, Vertical Rescue Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan misi kemanusiaan di berbagai pelosok negeri.
0 Comments