Dongeng Kelana Vol.1 “Air” — Inovasi Edukasi Mitigasi Bencana dalam Balutan Seni Pencahayaan dan Musik

Terinspirasi dari kisah Smong, sebuah dongeng dari Pulau Simeulue—legenda yang telah menyelamatkan banyak jiwa dari tsunami Aceh tahun 2004—Dongeng Kelana menafsirkan ulang cara manusia belajar berselaras dengan alam melalui kekuatan komunitas, kreativitas, pengetahuan, dan kearifan lokal. Dongeng Kelana merupakan karya kolaborasi Sesar Lembang Kalcer dan Sembilan Matahari dalam rangka membangun kesadaran akan kebencanaan melalui cara yang puitis dan tak biasa. Karya ini menghadirkan inovasi edukasi mitigasi bencana melalui pertunjukan video mapping naratif dan musik orkestra di ruang terbuka hijau. Bandung, 24 - 26 Oktober 2025 Di bawah langit Bandung yang diselimuti rintik hujan, ratusan orang duduk berpiknik di tengah hamparan hijau Titik Kumpul Uncle D Backyard.
Ruang ini digagas oleh Sesar Lembang Kalcer, sebuah gerakan kolaboratif antara lembaga, komunitas, dan individu yang percaya bahwa ruang hidup harus dijaga dengan kesadaran. Gerakan Sesar Lembang Kalcer terinspirasi dari gerakan patahan aktif sesar lembang yang menyimpan potensi gempa bumi. Sesar Lembang Kalcer merangkai kreativitas, pengetahuan, dan kearifan lokal menjadi kekuatan bersama untuk membangun kesadaran mitigasi bencana, menyingkapkan pengetahuan sistem peringatan dini dari masa leluhur dan merambatkannya kembali hingga kini—sebuah "seni meninggalkan jejak" untuk terus diregenerasikan. Belajar di Alam Terbuka Menjelang senja, anak-anak bermain dan belajar bersama Pahlawan Bencana—para edukator gerakan mitigasi bencana—yang mengajarkan kesiapsiagaan melalui permainan dan tawa di bawah pepohonan. Pertunjukan dibuka dengan Sesar Lembang Moment oleh Avitia Nurmatari, sesi preconditioning yang mengajak penonton menghubungkan diri dengan bumi: duduk di rumput, menarik napas dalam, dan menyadari bahwa tanah tempat berpijak selalu hidup bersama manusia. Setelahnya, tiga pohon besar di tengah area menjelma menjadi layar hidup; cabang dan daun menjadi kanvas proyeksi yang menuturkan perjalanan air—dari gunung, ke sungai, hingga ke laut, dari hujan yang menghidupkan.
Di tengah pertunjukan, tepatnya pada pukul 19.33.03 WIB bumi memberi tanda, BMKG Bandung mencatat terjadi gempa kecil berkekuatan 2,5 SR yang bergetar halus di Bandung, seolah mengingatkan bahwa bumi mendengar, bernafas, dan turut beresonansi. Kurator Aktivasi Titik Kumpul Sesar Lembang Kalcer, Andina Juniar menuturkan, “Antusiasme publik sangat luar biasa. Seluruh tiket terjual habis dua hari sebelum acara dimulai.” Lebih jauh Andina menjelaskan, bahkan di tengah rintik hujan, tak satupun penonton beranjak; payung-payung terbuka serentak seperti kelopak bunga yang menerima berkah hujan. Suara gesekan biola berpadu dengan gemericik air menguatkan pengalaman imersif yang nyata tentang tema air dalam dongengnya. Kota Bandung yang dingin terasa hangat oleh kolaborasi musik dari Nil Saujana dan Anak-anak Kebun, aransemen orkestra oleh Ditra Prasista, serta harmoni dari Bottle Smoker x H2O Farms bertajuk Bio-Plant Sonic, Singing Bowl oleh Bintang Yoga Untuk Semua, dan visual magis Dongeng Kelana dari Sembilan Matahari—rangkaian ini berpadu menjadi momen dimana keindahan dan kesadaran bertemu. Ekonomi Kreatif yang Tumbuh dari Bumi
Selain pertunjukan utama, pegiat komunitas Pasar Guyub turut menghadirkan berbagai tenant lokal yang menawarkan workshop seni dan kerajinan tangan, sajian makanan dan minuman lokal, serta aktivitas kolaboratif berkelanjutan seperti pengenalan manfaat maggot dalam mengolah sampah, edukasi pemilahan sampah, dan pengumpulan puntung rokok. Semua aktivitas ini memperkaya pengalaman pengunjung, menghidupkan ekosistem ekonomi kreatif yang lestari, berakar pada bumi, kebersamaan, dan keberlanjutan. ⸻ Kontak Media: 📞 WhatsApp: +62 851-2131-96355 ✉ Email: sesarlembangkalcer.id@gmail.com 🌐 Website: www.sesarlembangkalcer.com 📸 Instagram: @sesarlembangkalcer

Post a Comment

0 Comments