Bedog Sunda ( sumber foto klikkarawang.com ) |
Golok atau Bedog dalam bahasa Sunda ialah sebuah senjata tradisional,alat ini merupakan sebuah warisan budaya sarat makna.Secara tata bahasa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 2005, golok adalah sejenis parang atau pedang yang berukuran pendek. Sedangkan parang sendiri adalah pisau besar namun lebih pendek dari pedang.Sedangkan arti golok dalam Kamus Umum Basa Sunda oleh Lembaga Basa & Sastra Sunda, golok adalah bedog, perabot atau alat untuk memotong.Dalam Ensiklopedi Sunda diuraikan pengertian bedog yang merupakan nama alat tajam dari besi baja, ada yang berupa pakakas (perkakas) dan ada yang berupa pakarang (senjata). Bedog, baik yang berupa pakakas maupun yang berupa senjata, dalam bahasa Indonesia disebut golok atau parang.
Bedog dikenal sebagai salah satu perkakas masyarakat tanah Pasundan,keberadaanya mengiringi perjalanan sejarah panjang masyarakat Pasundan sebagai masyarakat agraris.Bedog ini digunakan sebagai alat perkakas dalam bidang pertanian,fungsinya sangat signifikan dalam membantu masyarakat petani mengolah lahan.Secara fungsi golok atau Bedog memiliki beberapa fungsi :
1.Fungsi Praktis berkaitan dengan kegunaan awal benda ini sebagai perkakas dalam kehidupan masyarakat sehari hari yaitu memotong bambu,membersihkan dahan dahan pohon,menyembelih hewan,membelah kayu bakar,serta pekerjaan lainnya.Di masyarakat Sunda ada beberapa istilah bedog sesuai kegunaannya seperti bedog gagaplok digunakan untk emmbanu pekerjaan di kebun,bedog pameuncitandigunakan untuk menyembelih hewan.
2.Fungsi Simbolis berkaitan dengan kegunaan golok atau Bedog sebagai benda keramat,lambang yang bisa mengangkat harkat martabat pemiliknya.
3.Fungsi Estetik berkaitan dengan kegunaannya sebagai benda koleksi,bedog dalam konteks ini dibuat sangat memperhatikan detil serta estetika baik itu pada bilah maupun warangka serta gagangnya.
4.Fungsi Ekonomi yaitu berkaitan dengan kegunaannya sebagai komoditi objek jual beli.
Sebagai sebuah warisan budaya,berupa senjata tradisional informasi Bedog ini memiliki beberapa bagian yaitu :
- PERAH : Bagian gagang golok, biasanya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau tapi ada juga yang dibuat dari tulang atau tanduk rusa
- SARANGKA : Sarung golok ... terbuat dari kayu,tanduk atau kulit binatang
- SIMEUT MEUTING : Tempat gantungan golok.ada di bagian luar sarangka terdapat berbagai macam bentuk simeut meuting.
- WILAH / WILAHAN : Bilah golok
- TONGGONG : Bagian atas golok / bagian yang tidak tajam dari golok / punggung golok
- BEUTEUNG : Bagian bawah golok / bagian tajam golok / perut golok
- CONGO / TUNGTUNG : Ujung golok
- GOBANG / KOLEWANG : Bedog panjang dengan ukuran di atas 30 cm
- BUNTUT / PAKSI : Pangkal golok yang dibenamkan ke dalam gagang
- SIMPAY / SIMPAI : Asesoris golok yang dipasang pada sarangka berbentuk ikatan melingkari sarangka, biasanya terbuat dari tanduk tipis atau logam tipis yang disebut BARLEN
- BENTIK : Bentuk golok yang sedikit melengkung contoh golok khas manonjaya
- SIPUH : Proses Heat Treatment pada saat penempaan golok
- BETEKOK : Istilah lain dari golok cepot
- JEGONG / RUNCANG : Alur pada golok tidak semua golok punya alur seperti ini,pamor dalam keris (alur darah atau shinogi (istilah pada pedang katana))
- SELUT : Ring pada bagian ujung gagang yang berbatasan dengan pangkal bilah golok, biasanya ring ini terbuat dari besi atau kuningan ... pada golok - golok Sunda yang gagangnya berbahan tanduk maupun kayu, tidak semua gagangnya menggunakan ring ini Fungsi dari selut ini adalah untuk mencegah gagang golok belah atau pecah
- GANJA: Bahasa lainnya hand guard, pada beberapa golok ada yang dipasang pelindung tangan fungsinya agar tangan tidak tergelincir ke bagian bilah tajam.
Hingga saat ini kegunaan senjata tradisi ini tidak tergantikan,meskipun banyak sekali alat perkakas baru namun keberadaannya masih sangat diperlukan oleh masyarakat.terlepas dari kontroversinya sebagai salah satu senjata yang sangat rentan disalh gunakan,namun secara fungsi alat ini merupakan senjata tepat guna,inilah salah satu warisan kearifan lokal dari para leluhur yang harus kita lestarikan.
0 Comments