Pelatihan Pertolongan Pertama Tingkat Menengah Vertical Rescue Indonesia - Diskar PB Kota Bandung - KSR PMI Kota Bandung

 

           


Bertempat di kantor UPT selatan Diskar PB kota Bandung,beberapa waktu lalu dilakukan kegiatan pelatihan pertolongan pertama tingkat menengah untuk relawan vertical rescue Indonesia dan anggota Diskar PB kota Bandung.Kegiatan dilakukan selama 3 hari dengan materi kegiatan pemaparan teori serta simulasi praktek.Relawan vertical rescue Indonesia yang ikut dalam kegiatan ini ada 30 orang berasal dari mako pusat Bandung serta berbagai regional daerah. Para instruktur dalam pelatihan ini berasal dari KSR PMI Kota Bandung,hal ini merupakan bentuk kolaborasi antara KSR PMI Kota Bandung,Vertical Rescue Indonesia serta Diskar PB Kota Bandung UPT Selatan.

           


Kegiatan hari pertama dimulai dari pemberian materi berupa prinsip umum PP dan pelayanan PP,dalam materi tersebut instruktur menjelaskan hal hal yang harus diketahui oleh relawan penolong mengenai pertolongan pertama.Materi selanjutnya ialah penilaian dan biomekanika trauma,penilaian merupakan suatu keadaan yang harus dilakukan oleh penolong mengenai kondisi korban dan lingkungan sekitar.Dari hal ini bisa disimpulkan hal apa yang harus dilakukan untuk penatalaksanaan korban.Materi mengajarkan para peserta mengenai kejadian cidera pada suatu jenis kekerasan atau kecelakaan menggunakan prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.Materi terahir dalam pelatihan hari pertama ialah bantuan hidup dasar, adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung.Instruktur mengajarkan cara cara penolong melakukan bantuan hidup dasar serta hal hal yang penting dilakukan dalam proses tersebut.Selepas pemberian materi materi para peserta pelatihan kemudian melakukan praktek dengan diawasi oleh instruktur.

           


Hari kedua pelatihan dimulai dengan materi pembalutan,dalam materi ini para peserta diberikan pengetahuan mengenai jenis jenis luka,dan cara mengatasi luka tersebut dengan menutupnya.Tujuannya agar luka segera dapat dikendalikan,mencegah kontaminasi,mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.langkah selanjutnya ialah proses pembalutan dari luka tersebut,teknik teknik pembalutan tersebut diberikan melalui materi dan praktek langsung oleh para peserta pelatihan. Pembidaian merupakan materi selanjutnya,secara garis besar, aspek dari teknik pembidaian meliputi bantalan yang tepat, penggunaan elastik perban yang sesuai, memposisikan area yang mau dibidai sesuai dengan posisi anatomis, dan menggunakan panjang bidai yang sesuai. Pada keadaan tertentu, akan diperlukan anestesi untuk mengurangi nyeri. Bidai yang digunakan dapat bervariatif sesuai dengan bagian tubuh serta variasi indikasi pemakaian bidai.Sama dengan materi sebelumnya pada materi ini langsung dilanjutkan dengan praktek oleh para peserta pelatihan.Materi selanjutnya pada hari kedua ialah cidera kepala,leher, dan tulang belakang.Dalam materi ini instruktur menjelaskan mengenai jenis jenis cidera pada 3 bagian tersebut,kemudian cara penanganan awalnya seperti apa,dilanjutkan dengan proses pertolongan pertama yang harsu dilakukan oleh para penolong.Setiap jenis cidera pada kepala,leher maupun tulang belakang membutuhkan penanganan cermat,hal ini dilakukan agar cidera segera tertangani sehingga tidak memperparah keadaan korban.setelah pemberian materi para peserta diperkenankan melakukan praktek dengan pengawasan instruktur.Materi terahir di hari kedua ialah kedaruratan medis berfokus pada diagnosis dan pengobatan penyakit akut dan cedera yang memerlukan tindakan segera,dalam materi ini peserta diberikan pengetahuan mengenali gejala,tanda dan gangguan medis yang dimiliki oleh korban.

               


Materi dihari terakhir kegiatan diawali dengan pemindahan penderita,materi tersebut erat kaitannya dengan penanganan korban.Didalam materi ini para peserta pelatihan diberikan pengetahuan mengenai tahapan evakuasi korban,mengenal mekanika tubuh dalam proses evakuasi,serta hal hal apa saja yang wajib diketahui sebelum melakukan pemindahan korban.Kemudian para peserta pelatihan mendapatkan materi SCBA yaitu Self Contained breathing apparatus dikenal juga dengan sebutan alat pernapasan bertekanan udara atau SCBA atau BA. Alat ini biasanya digunakan oleh para petugas penyelamat seperti tim pemadam kebakaran ketika memadamkan kobaran si jago merah, atau pun digunakan tim penyelamat lainnya. Fungsi utama BA, membantu untuk melakukan pernafasan terutama ketika dalam keadaan atau peristiwa berbahaya. Alat ini dibuat untuk penggunaan di darat dan juga di bawah air yang biasa disebut Self Contained Underwater breathing apparatus atau SCUBA.Dalam pemahaman materi ini para peserta melakukan praktek langsung cara memakai alat tersebut dengan pengawasan instruktur.

               


Setiap hari para peserta diberikan tes mengenai materi materi yang telah diberikan,hal ini menjadi tolak ukur bagi instruktur dan para peserta pelatihan,bahwa materi yang diajarkan telah diserap dengan baik atau memerlukan penambahan.Pada hari terkahir para peserta pelatihan diwajibkan mengikuti simulasi BHD atau bantuan hidup dasar,masing masing peserta terdiri dari 2 orang dalam melakukan simulasi ini.Simulasi selanjutnya ialah simulasi trauma scenario yang disusun oleh instruktur ialah terdapat 3 korban yaitu korban yang membutuhkan bantuan SCBA,korban trauma suspension serta korban yang membutuhkan pemindahan dengan cara diangkat atau hauling.Simulasi tersebut membagi para peserta menjadi 2 tim,masing masing tim diberikan waktu 45 menit untuk melaksanakan 3 skenario korban tersebut.Kemampuan para peserta pelatihan dalam menyelesaikan tugas simulasi merupakan barometer apakah mereka telah siap dalam medan operasi sesungguhnya atau harus dilakukan penambahan pelatihan agar mereka siap di medan operasi.

           

Post a Comment

0 Comments