Ngabuburit di Pesisir Garut Selatan

 

Ngabuburit di Pesisir Garut Selatan


            Tidak jauh berbeda dengan masyarakat di daerah lainnya di Jawa Barat,masyarakat yang berada di pesisir selatan pada bulan Ramadhan ini menjalankan ibadahnya dengan sungguh sungguh.Masyarakat dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan ini,hampir setiap hari melakukan aktivitasnya seperti biasa.Meskipun bagi orang awam kegiatan melaut merupakan kegiatan berbahaya,namun bagi masyarakat tersebut melaut adalah hal biasa dan sudah menjadi menu harian.Perjalanan kali ini akan melihat aktivitas masyarakat yang berada di pesisir Garut selatan,tetapi kita tidak akan mengikuti kegiatan mereka melaut,namun akan mengikuti kegiatan mereka dalam menunggu adzan magrib atau yang lebih populer dengan sebutan ngabuburit.

            Selepas dhuhur kami sampai di wilayah kecamatan Pameungpeuk kabupaten Garut,dari tempat ini kemudi di arahkan menuju kawasan muara sungai pantai Cijeruk.Berdasarkan informasi yang kami peroleh di lokasi tersebut cukup banyak masyarakat yang menghabiskan waktu menunggu adzan magrib.Kegiatan ngabuburit di tempat ini diisi dengan menjaring udang muara.Begitu sampai di lokasi terlihat segerombol masyarakat sedang bercengkrama sambil bersiap siap turun ke muara.Mereka menyiapkan alat sederhana berupa jaring serta pakan untuk menangkap udang.Dalam bahasa sunda pakan ini disebut dengan huut,selain digunakan sebagai pakan udang huut ini juga diberikan sebagai pakan ternak terutama ayam.Nah selanjutnya jaring jaring ini di simpan di aliran sungai yang menuju laut untuk mencegah terbawa arus biasanya diikat dengan menggunakan tali.Kemudian pakan pakan di campur dengan pasir basah,hal ini dilakukan agar pakan tida kmudah terbawa arus,selanjutnya pakan dilemparkan ke tengah tengah jaring.

            Aktivitas selanjutnya ialah menunggu udang udang terperangkap dalam jaring biasanya setelah 10 menit barulah jaring jaring ini diangkat.Benar saja ketika diangkat terlihat beberapa udang terperangkap di tengah jaring ukurannya cukup lumayan sebesar jari kelingking.Aktivitas ini terus dilakukan hingga menjelang adzan magrib,dalam sekali ngabuburit cukup banyak juga udang yang berhasil ditangkap.Kali ini pun demikian kami melihat ada seorang bapak yang berhasil menjaring hingga 3 kilogram.Selain dikonsumsi sendiri mereka kerap juga menjualnya di pasar ikan,karena harganya lumayan cukup tinggi.Ternyata ngabuburit di sini selain menunggu adzan magrib menghasilkan sesuatu yang bisa menambah penghasilan masyarakat.

           


Keesokan harinya masih di seputaran Kecamatan Pameungpeuk,kami arahkan kemudi menuju pantai Santolo.Setelah mengumpulkan informasi kami menuju ke dermaga tua peninggalan Belanda,letaknya berdekatan dengan pelabuhan Pameungpeuk.Dermaga ini dibangun Belanda dengan fungsi sebagai pelabuhan untuk mengapalkan berbagai komoditi terutama hasil pertanian serta perkebunan ke luar negeri.Sebagaimana diketahui pada jaman kolonial cukup banyak sekali kekayaan alam bangsa kita dijual ke berbagai negara oleh Belanda.Aktivitas ngabuburit di lokasi ini ialah memancing,meskipun memancing kerap juga dilakukan di tempat lain,namun terdapat sedikit perbedaannya,di tempat ini ikan yang ditangkap merupakan jenis ikan yang tergolong cukup besar.Hal ini dkarenakan habitat alami ikan sangat dekat lokasinya dengan dermaga tua.Secara visual pemandangan di dermaga cukup indah,hamparan samudera lepas terbentang di depan mata dengan ombak bergulung gulung khas pantai selatan.Untuk umpan sendiri biasanya mereka menggunakan ikan ikan kecil ataupun udang.Kang Odang yang ngobrol bersama kami mengatakan,biasanya dia ngabuburit ditempat ini selepas ashar hingga menjelang adzan magrib.Tetapi itupun dilakukan kalau dia tidak melaut pada malam harinya.Pada sore itu kang Odang telah siap dengan pancing andalan,setelah kail diberi umpan lalu dilempar ketengah dermaga,hanya sekitar sepuluh menit kail kang Odang disambar ikan karang seukuran telapak tangan orang dewasa.Selanjutnya kail diberi umpan lagi,kali ini yang tersambar kail ialah ikan kakap merah ukurannya lumayan besar dengan berat hampir satu setengah kilogram.Tidak terasa sebentar lagi adzan magrib berkumandang kamipun mengakhiri ngabuburit kali ini dengan perasaan senang luar biasa.

           


Ternyata di bulan Ramadhan ini selain ngabuburit masih di wilayah kecamatan Pameungpeuk ada juga masyarakat yang memburu hewan laut saat air laut pasang,kegiatan ini biasanya dilakukan setelah sholat tarawih.Kami pun tidak melewatkan kegiatan ini dan mengarahkan kemudi menuju kawasan Gunung Geder.Malam itu bulan purnama,terlihat serombongan pemuda dengan peralatan sederhana berupa jaring kecil,senter serta golok kecil.Kamipun bergabung bersama kelompok ini.Dari obrolan mereka biasanya banyak sekali hewan hewan laut yang terperangkap dicerukan karang,selain berbagai jenis ikan,gurita serta udang.Perburuan pun dimulai masing masing pemuda sibuk hilir mudik mengamati cerukan cerukan karang,kadangkala mereka berteriak kegirangan ketika mendapatkan hewan laut yang cukup besar.Disalah satu sudut bahkan terlihat ada seorang pemuda yang telah berhasil mengumpulkan 2 gurita,hewan bertentakel ini memiliki nilai ekonomis cukup tinggi bila di jual dipasar ikan.Kegiatan ini biasanya berhenti menjelang sahur.Dalam setiap kegiatan hasil yang diperoleh tidak tentu,bila cukup banyak mereka selalu menjula tangkapannya ke pasar.Apabila cukup sedikit tidak arang mereka membakarnya langsung di pinggir pantai selain mengisi perut yang keroncongan biasanya mereka sekalligus bersahur di pinggir pantai.Sekelumit kegiatan masyarakat pesisir ini, membuktikan bahwa puasa tidak mengganggu produktivitas bahkan puasa terbukti mampu meningkatkan pendapatan mereka.   

Post a Comment

0 Comments