Jembatan Legendaris Cirahong



Jembatan Cirahong sumber foto wikipedia

Penjajahan kolonial Belanda di nusantara merupakan salah satu episode terkelam dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Pendudukan bangsa asing dengan maksud mengeruk kekayaan bumi pertiwi ini mampu meninggalkan jejak kengerian luar biasa bagi bangsa,bahkan hingga saat ini.Dibalik jejak jejak kelam bangsa kolonial tersebut,ternyata ada beberapa aspek dari bangsa kolonial yang mewariskan manfaat bagi bangsa kita,salahsatunya lewat ilmu pengetahuan serta peningggalan berupa infrastruktur yang mereka bangun.Salah satu peninggalan bangsa kolonial Belanda yang masih bermanfaat bagi bangsa kita ialah sistem transportasi kereta api.Sistem transportasi ini dibangun oleh Belanda pada abad ke 19,sebagai sarana distribusi kekayaan alam serta mobilitas penduduk saat itu.
Dipulau Jawa sistem transportasi kereta api yang dipakai saat ini sebagian besar merupakan warisan Belanda.Dengan topografi alam yang sangat luar biasa dibutuhkan pengetahun tinggi agar sistem transportasi ini berjalan sebagaimana mestinya.Salah satu mahakarya bangsa Belanda dalam sistem transportasi kereta api ialah sistem jembatan yang menghubungkan dua daerah dengan kontur alam cukup ekstrim.Sebagai contoh sistem jembatan yang menghubungkan dua daerah akibat terbelah oleh sungai cukup besar.Bangsa Belanda membangun sistem jembatan tersebut sedemikian rupa hingga bisa dilalui oleh kereta api berbobot ratusan ton,bahkan jembatan tersebut masih dilalui hingga saat ini.
Salah satu mahakarya sistem jembatan tersebut terletak di perbatasan kabupaten Tasikmalaya dan kabupaten Ciamis,jembatan ini dinamakan jembatan Cirahong.Dibangun pada tahun 1893,dengan panjang keseluruhan 202 meter,letaknya tidak jauh dari stasiun Manonjaya.Jembatan Cirahong memiliki dua fungsi,pada bagian atas digunakan sebagai jembatan kereta api,sedangkan pada bagian bawah digunakan untuk jembatan kendaraan roda dua dan empat.Kendaraan roda dua dan empat harus bergantian bila melewatinya karena badan jembatan hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan saja.Konstruksi jembatan sempat diperkokoh pada tahun 1934 oleh pemerintah kolonial,hingga saat ini jembatan masih cukup kokoh dan dilalui setiap hari oleh kereta api yang menuju Jawa Tengah dan Timur maupun sebaliknya menuju kota Bandung.

orang orang pribumi di Jembatan Cirahong sumber foto pinterest
Pembangunan Jembatan Cirahong tak terlepas dari peran R.A.A. Kusumadiningrat atau Kangjeng Prebu, Bupati Galuh Ciamis pada tahun 1839 - 1886. Saat itu Pemerintah Kolonial Belanda sedang membangun jalan kereta api trayek selatan yang melintasi Bandung, Garut, Tasik & Banjar kemudian nyambung ke jateng. Pembangunan jurusan kereta api tersebut, terkecuali utk angkutan massal, pula buat mengangkut hasil bumi dari Priangan, seperti kapas, kopi, kapol, & yang lain ke Jakarta. Disaat itu tidak sedikit perkebunan baru dibangun di daerah Galuh, seperti perkebunan Lemah Neundeut, Bangkelung & lain-lain. Angkutan kereta di inginkan bakal menopang jurusan angkutan barang ataupun mobilisasi masyarakat.
Pada awalnya Jembatan Cirahong ini tak direncanakan untuk dibangun. Dari gambar konsep yang dibuat pemerintah kolonial Belanda, jurusan kereta api dari Tasik tak melintasi kota Ciamis. Tapi membawa jalur ke Cimaragas atau sebelah selatan Sungai Citanduy. seterusnya masuk kota Banjar & selanjutnya jalur terbagi jadi dua adalah jalur yang menuju ke Pangandaran & yang ke Cilacap Jawa Tengah. Pertimbangannya, kalau melintas ke Kota Ciamis sehingga Pemerintah Belanda mesti membangun dua jembatan melintasi Sungai Citanduy. Pasti saja bakal memakan budget yang amat sangat mahal.
Kabar tersebut hasilnya hingga ke telinga Kangjeng Prebu, yang diwaktu itu telah pensiun dari jabatan Bupati. Kangjeng Prabu yang tetap mempunyai pengaruh ke pemerintah kolonial, seterusnya melobi Belanda supaya trayek rel kereta yang dibangun tersebut melewati Kota Ciamis.Ada sekian banyak pertimbangan yg diungkapkan Kangjeng Prebu. Perdana, jumlah warga Kota Ciamis telah sangat pas dibanding Cimaragas, maka keberadaan kereta dapat lebih berguna untuk warga. Tidak Hanya itu, adanya stasiun Kereta Api dapat memperkuat eksistensi Ciamis sebagai Ibu Kota Galuh. Sesudah lewat lobi panjang, hasilnya pemerintah kolonial menyetujui usulan Kangjeng Prebu. Belanda selanjutnya membangun dua jembatan di atas Sungai Citanduy. Ialah Jembatan Cirahong, & jembatan Karangpucung di dekat Kota Banjar,


Post a Comment

0 Comments