Bir Kocok van Bogor

sumber foto ksmtour.com


Bukan Bogor namanya jika tidak menyediakan berbagai tempat kuliner istimewa untuk para wisatawan yang berkunjung.Apalagi jika weekend sudah mulai tiba, banyak tempat kuliner yang berloba menggaet para wisatawan untuk menikmati kuliner andalannya.Salah satu kuliner andalan kota Bogor ialah Bir Kocok, Bir Kocok ini bukan seperti bir-bir biasanya yang memabukan dan mengandung alkohol, akan tetapi Bir Kocok ini adalah salah satu minuman warisan dari nenek moyang kita yang memiliki sangat banyak khasiat. Bir Kocok ini terbuat dari rempah-repah seperti jahe, kayu manis, dan juga gula aren. Mengapa disebut Bir Kocok ? karena pembuatan minuman ini dikocok, lalu buih busa yang mirip minuman beralkohol ini muncul. Bir Kocok ini juga bisa disajikan baik dingin maupun hangat, Bir Kocok ini walupun disajikan dingin dengan es batu akan tetapi rasa hangatnya masih terasa sampai keseluruh tubuh. Cara membuatnya, rebus bahan rempahnya terlebih dahulu. Setelah itu, saring dan tempatkan dalam botol kaca bersih.Bir kotjok hanya diracik berdasarkan pesanan. Minuman segar ini dituang dalam teko aluminium, lalu dikocok-kocok hingga berbuih.

bir kocok
Minuman ini lebih cocok dinikmati saat cuaca panas karena dinginnya es batu berpadu dengan hangatnya rempah-rempah menciptakan citarasa yang unik dan khas. Minuman ini dahulunya untuk perayaan pernikahan etnis Tionghoa karena berada di kawasan pecinan Bogor. Oleh karena itu, bir ini sempat populer dengan nama “bir penganten”. Pada 1965 bir ini dijual berkeliling Bogor, tepatnya di kawasan Suryakencana hingga Pasar Bogor. Sejak itu, bir ini lebih dikenal masyarakat sebagai “Bir Kotjok Bogor si Abah”,Nama tersebut dipilih karena tampilannya yang mirip bir. Yakni berwarna kecokelatan dengan busa di permukaannya. Nah, busa ini dihasilkan karena bir dikocok sebelum disajikan.Sekilas bir Bogor ini mirip bir pletok Betawi. Bedanya adalah jenis bahan dan rempah yang dipakai. Bir kotjok tidak memakai kapulaga dan secang.
kehangatan Bir Kocok si Abah ini konon lebih kuat dari pada minuman jahe biasa. Rahasianya adalah resep yang masih dipertahankan turun temurun dan tanpa tambahan bahan pengawet. Eman, adalah generasi ke 3 yang saat ini meneruskan usaha kakeknya yang berjualan minuman ini sejak tahun 1965. Usaha bir tersebut sempat dipegang sang bapak, sekitar tahun 1980-an, dan beroperasi di sekitar gerbang utama Kebun Raya Bogor. Mulai tahun 2008 resep tradisional racikan keluarganya itu resmi diturunkan kepadanya. Setiap ada pembeli bak bartender Eman memainkan alat serupa dengan gayung alumunium yang dalam, mengaduk atau mengocok sari-sari rempah sehingga keluar buih putih dari airnya. Setelah buih dirasa cukup, barulah Eman menuangkan ke gelas besar. Buih pun meluap keluar tampak seperti bir sungguhan yang dikocok oleh bartender. Ia mengatakan busa yang dihasilkan berasal dari cengkeh bertemu kayu manis yang dikocok bersama es batu.Tak butuh pengawet untuk meraciknya, Eman percaya kandungan cengkih di dalamnya dapat berfungsi juga sebagai pengawet alami, walaupun hanya tahan dua hari.
Kita dapat merasankan sensasi bir kocok ini di jalan Suryakencana, tepatnya setelah perempatan Gang Aut, sebelah kiri jika ke arah puncak. Sedangkan adiknya berjualan di ujung Jalan Roda, Kelurahaan Babakan Pasar, tak jauh dari sana. Eman dan adiknya berjualan mulai pukul 09.00, dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB atau lebih awal karena habis terlebih dahulu,tiap satu gelasnya dijual seharga Rp 5.000. Selain dijual per gelas, kita juga dapat membeli bir kocok versi botol. Sebotolnya dapat dibeli dengan harga Rp. 15.000.


Post a Comment

0 Comments