Puncak Darma Ciletuh

Puncak Darma Ciletuh

Ciletuh adalah sebuah daerah di wilayah Kabupaten Sukabumi, Ciletuh memiliki keunikan jenis batuan yang diperkirakan berusia 50 hingga 60 juta tahun. Menurut beberapa penelitian, kompleks batuannya terdiri dari asam hingga ultrabasa, sedimen sampai metamorfik, saling berdampingan menampilkan mozaik alam yang penuh pesona. Ciletuh memiliki kekayaan alam luar biasa,bentang alamnya sangat unik hamparan bebatuan purba menciptakan beberapa air terjun dengan panorama menakjubkan. Bentang alam menakjubkan ini tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu aset potensial di bidang wisata,terutama wisata minat khusus.
            Salah satu lokasi ikonik di Ciletuh ialah Puncak Darma,topografi daerah ini terletak diatas ketinggian kurang lebih 300 mdpl.Dari atas ketinggian ini kita bisa melihat dengan jelas pemandangan Ciletuh,mulai dari teluk berbentuk tapal kuda raksasa hingga muara sungai Ciletuh.Untuk mencapai lokasi Puncak Darma kita terlebih dahulu harus memasuki kawasan Ciletuh,kawasan ini sudah ditetapkan sebagai kawasan Geopark.Dari pusat kota Sukabumi Ciletuh bisa ditempuh dengan perjalanan 3-4 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.Secara administratif termasuk dalam kawasan Kampung Cimarinjung, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
            Daya tarik utama Puncak Darma ialah topografinya yang terletak sebagai daerah paling tinggi di kawasan Ciletuh,sehingga dari tempat ini pemandangan Ciletuh terlihat cantik mempesona.Biasanya para pelancong menikmati panorama matahari terbit atau tenggelamg dari atas ketinggian puncak Darma.Dari puncak yang berada di ujung utara, Teluk Ciletuh dengan Pantai Palangpangnya tampak memesona. Pulau-pulau kecil yang kami kunjungi sehari sebelumnya terlihat kian mungil membentang jauh ke selatan. Bisa dibilang, sungguh belum lengkap datang ke Geopark Ciletuh jika belum ke Puncak Darma.Puncak Darma menjadi semacam tribun penonton dari amfiteater, selain Panenjoan. istilah amfiteater merujuk pada hasil karya cipta manusia berupa arena pertunjukan terbuka yang didesain untuk menghasilkan akustik yang baik. Amfiteater biasanya berbentuk lingkaran, oval, atau setengah lingkaran.
            Menurut masyarakat setempat penamaan puncak Darma erat kaitannya dengan mitos menyeramkan yang berkembang di masyarakat sekitar. Diceritakan dahulu pada saat maghrib atau menuju malam sering terlihat sesosok Kuntilanak dengan baju putih dan rambutnya yang panjang sedang duduk disebuah batu dengan menggoyang-goyangkan kakinya. Posisi duduk dengan menggoyang-goyangkan kaki tersebut disebut sebagai posisi “darma”. Maka dari itu tempat ini dinamai sebagai “Puncak Darma”, atau spot untuk duduk dan bersantai diatas bukit dengan menggoyang-goyangkan kaki.

Post a Comment

0 Comments