Cagar Alam Junghuhn





Franz Wilhelm Junghuhn adalah seorang naturalis, doktor, botanikus, geolog dan pengarang berkebangsaan Jerman kemudian menjadi perwira kesehatan di militer Belanda. Lahir di Mansfelddekat Pegunungan Harz, 26 Oktober 1809 dan  meninggal di Lembang, 24 April 1864pada umur 54 tahun.Sedikit informasi mengenai Junghuhn beliau berjasa sebagai peneliti pulau Jawadari sudut pandang ilmu bumi, geologi, vulkanologidan botanik dan juga daerah Batakdi Sumatera. Uraian menurut ilmu alam dia menuangkan pada karya utamanya, Pulau Jawa - Bentuknya, Permukaannya dan Susunan Dalam (3 jilid, 1852-54), yang dilengkapi oleh peta pertama dari pulau itu yang terperinci. Junghuhn juga menyusun sejumlah herbarium, singkatan ilmiahnya adalah Jungh. Dikenal pada upaya-upayanya untuk membina pemiliharaan pohon-pohon cinchona untuk menghasilkan obat kinine.

Tugu Jughuhn
Beliau merupakan orang pertama yang menanam pohon kina di Indonesia,sebagaimana diketahui kina dikenal sebagai obat untuk penyakit malaria serta bahan dasar obat lainnya. Pada akhir abad ke-19 kontribusi dari Nederlands Indie mencapai dua pertiga dari penghasilan kinine sedunia. Sayang sekali proyek perkebunan cinchona baru menjadi sukses beberapa tahun sesudah Junghuhn meninggal. Meskipun begitu jasanya, yang tak pernah akan memudar, adalah promosi tegas serta konsolidasinya proyek cinchona sehingga pengikut-pengikutnya dapat melanjutkannnya atas dasar prestasi Junghuhn.Bahkan  pada 1930an, tanaman kina di dataran tinggi Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung berkembang pesat dan mampu memasok 90 persen kebutuhan poduksi kina di dunia. Hingga akhir abad ke-20, produksi kina telah melambungkan nama daerah priangan Jawa Barat dan Indonesia ke seluruh dunia.Sepatutnya ia dapat dianggap perintis perkebunan cinchona di Pulau Jawa ( Wikipedia ).
pepohonan di Cagar Alam Junghuhn
Sejarah ditanamnya pohon kina ini ditandai dengan pembuatan sebuah tugu yang terdapat prasasti di bawahnya.sejak di tetapkan sebagai cagar budaya tahun 1919 tidak banyak perubahan terjadi di lokasi taman,kecuali luas taman yang berkurang drastis dari asalnya 2,5 hektar sekarang tersisa 1 hektar saja.Sampai sekarang pohon kina berusia ratusan tahun,hasil budidaya Junghuhn  masih tumbuh dengan cukup baik,selain kina di lokasi ini terdapat juga beberapa  tanaman lainnya.Sayang sekali kondisi terkini tugu bersejarah ini nampak kurang terawat.Pemandangan pertama yang akan kita temui ketika memasuki lokasi taman ialah cukup banyak sampah berserakan.Selain itu beberapa tanaman nampak sekali tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.Hal ini cukup disayangkan mengingat besarnya jasa Junghuhn bagi ilmu pengobatan di Indonesia serta dunia.Sudah selayaknyalah monument penghargaan atas jasa jasa beliau mendapatkan perhatian serius dari instansi terkait.
Pohon Kina
Secara topografi banyaknya pepohonan di lokasi ini menyebabkan udara sangat sejuk,sehingga para pelancong akan betah berlama lama di tempat ini.Konsep pengembangan yang bisa dilakukan ialah dengan menambah jumlah tanaman obat ataupun tanaman langka,sehingga bisa dimanfaatkan sebagai wahana penelitian sekaligus tempat wisata pendidikan khususnya tanaman obat.


Post a Comment

0 Comments