Sate Bandeng,Legenda Kuliner Dari Banten


Sate Bandeng ( sumber foto phinemo )

Banten merupakan provinsi yang terbentuk setelah memekarkan diri dari wilayah provinsi Jawa Barat.Pada awalnya Banten merupakn salah satu wilayah kerajaan Islam yang cukup kuat di nusantara,kehancuran Banten dimulai ketika daerah tersebut dikuasai oleh kolonial Belanda.Peradaban panjang Banten tidak bisa dipungkiri hingga saat ini memiliki pengaruh cukup kuat dalam perkembangan Islam di Nusantara.Oleh karena itu tidak mengherankan diwilayah ini kita bisa menemukan begitu banyak peninggalan Islam.Berbagai peninggalan ini merupakan daya tarik utama kunjungan pelancong ke Banten,terutama mereka yang melakuan wisata ziarah mengunjungi tempat tempat bersejarah dalam Islam di Indonesia.
            Provinsi Banten beribukota Serang,sebagai pusat pemerintahan Serang memiliki infrastruktur paling lengkap dibanding daerah lainnya di Provinsi Banten.Beberapa waktu lalu saya sempat melakukan perjalanan ke kota Serang,dalam perjalanan itu saya tertarik pada penganan kuliner yang banyak dijual disana.Penganan ini dinamakan Sate bandeng,sesuai namanya bahan dasar sate ini ialah ikan bandeng.Untuk memenuhi rasa penasaran saya sempatkan mencicipi penganan ini,ketika menyantap sate bandeng,saya cukup heran dengan rasa dari sate ini yang cukup unik.Paduan rempah rempah serta santan begitu terasa,rasa bau tanah dari ikan bandeng pun tidak tercium digantikan oleh rasa gurih dan lezat.
            Penasaran dengan rasanya,saya pun bertanya mengenai asal usul penganan ini kepada penjual sate yang saya temui di jalan A Yani seberang rumah sakit Cempaka.Beliau bercerita     Konon makanan olahan dari ikan bandeng ini diperkenalkan oleh juru masak kerajaan Banten Girang pada abad ke 16 untuk menjamu para tamu kerajaan. Karena ikan bandeng memiliki banyak duri sehingga akan menyulitkan saat dikonsumsi, si juru masak tersebut memutar otak agar bisa menyajikan ikan bandeng dengan cara yang berbeda dan dapat dikonsumsi tanpa harus kesulitan saat dikonsumsi karena durinya. Dirinya pun memutar otak untuk meminimalisir duri yang tertanam di daging ikan. Tak habis akal, sang juru masak memukul ikan hingga dagingnya hancur dan terpisah dari kulitnya. Daging yang telah hancur itu kemudian dikeluarkan dengan cara mencabut tulang dari bagian bawah kepala. Hal tersebut untuk membuang duri-duri halus yang terkandung dalam ikan.Daging ikan kemudian dicampur dengan santan dan bumbu rempah kemudian dimasukan kembali ke dalam ikan. Kulit ikan bandeng yang keras membuat ikan terlihat seperti utuh kembali, setelah itu ikan dibakar.Hingga kini cara tersebut masih dipertahankan oleh masyarakat Kota Serang.Perkembangan selanjutnya ialah sate bandeng menjadi makanan favorit masyarakat Banten,bahkan telah menjadi ikon kuliner dari Banten.

Proses Pembakaran sate bandeng
            Menikmati sate bandeng bisa dilakukan dengan nasi ataupun tanpa nasi,kedua cara ini tidak menghilangkan rasa gurih dan lezat dari penganan ini,bebrapa orang bahkan menambahkan sambal kacang serta sambalkecap ketika menikmatinya.Inovasi lain dari sate bandeng yang saya temui ialah beberapa penjual menambahkan rasa pedas dalam sate olahannya.Untuk mendapatkan sate bandeng cukup mudah,sisetiap sudut kota Serang kita bisa dengan mudah menemukan penganan ini,untuk harganya sangat bervariasi antara 20ribu sampai 25 ribu untuk satu tusuknya.Harga ini sebanding dengan rasa dan rumitnya proses pembuatan sate bandeng khas Banten.


Post a Comment

0 Comments